Pemuda Katolik Komda Sumsel
Jumat, 31 Maret 2017
Selasa, 21 Maret 2017
Jumat, 27 Januari 2017
Happy Chinese New Year
Keluarga Besar Pemuda Katolik Komda Sumatera Selatan, mengucapkan Happy Chinese New Year 2017, GONG XI FAT CHOI
Editor : Bonaventura
Editor : Bonaventura
Kamis, 24 November 2016
Walikota Surakarta : Kader Katolik adalah orang yang 100% Katolik dan 100% Indonesia
* Rapimnas Pemuda Katolik di Surakarta
PEMUDA KATOLIK, SUMSEL – Rapat Pimpinan Nasional Pemuda Katolik yang
diselenggarakan di Solo Jawa Tengah di awali dengan proses Kaderisasi
Organisasi di Aula Gereja St. Maria Tawang Mangu 15-18 November 2016.
Kaderisasi Organisasi ini diikuti oleh 27 orang dari 15 Komisariat Daerah di
seluruh Indonesia khususnya Sumatera Selatan. Komisariat Sumatera Selatan
mengirimkan kader untuk mengikuti pelatihan sebanyak tiga orang.
Kegiatan ini bertujuan untuk melahirkan kader militan yang
siap menghadapi berbagai tantangan bagi umat Katolik dan masyarakat umumnya.
Kegiatan ini menghadirkan Pembicara DR dr Ferdi Antonio MM Direktur Farmasi dan Dosen Binus serta Trisakti, Sebastian
Salang dari Formappi, Endi Jaweng dari KPPOD dan Pastor Moderator Pengurus
Pusat Pemuda Katolik Romo Johanes Hariyanto, SJ.
Dalam kegiatan ini telah menghasilkan lima rekomendasi yang
akan menjadi bahan pokok dalam agenda kerja Pemuda Katolik ke depan. Kelima
rekomendasi tersebut diantaranya, pengembangan roda organisasi, pengembangan
dan penguatan kaderisasi, keterlibatan dan peran aktif kader Pemuda Katolik
dalam kewirausahaan, dan keterlibatan dalam pembangunan desa serta partisipasi
dalam bidang politik.
Dalam kegiatan ini, bidang kewirausahaan menjadi salah satu
program vital yang telah direkomendasikan untuk segera ditindaklanjuti. Untuk
mewujudkan tercapainya misi tersebut, Pemuda Katolik akan bekerja sama dengan
tiga provinsi, diantaranya Sulawesi Utara, Papua dan Kalimantan Barat. Ketiga
daerah ini akan dijadikan sebagai daerah dampingan untuk pembinaan dan
pelaksanaan program kewirausahaan tersebut.
Kikin Tarigan, Koordinator Pelaksana kegiatan Kaderisasi
Organisasi, Selasa (15/11), mengatakan pelatihan kursus ini juga dalam
rangka menjawab tema Rapimnas yang
bertepatan dengan Dies Natalis ke-71 Pemuda Katolik yang bertajuk Konsolidasi
Organisasi Untuk Memperkuat Pembangunan Nasional Berbasis Desa.
“Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan modal
dasar pengetahuan pengelolan orgnisasi sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan
tentang organisasi Pemuda Katolik, serta memberi pelatihan tentang cara
berpartisipasi aktif membangun desa. Dari situ diharapakn kita mampu lebih jauh
melakukan peningkatan partisipasi kita dalam pengembangan pedesaan”, ujar
Kikin.
Dia mengungkapkan, selain pengetahuan organisasi, kader
Pemuda Katolik juga dibekali pengetahan tentang politik dan kewirausahaan. Ia
juga berharap dengan dilahirkanya kader militan, yang siap menghadapi berbagai
tantangan yang mampu membawa manfaat bagi umat dan masyarakat. Tak ada gunanya melakukan
kegiatan kaderisasi kalau tidak bermanfaat bagi masyarakat, maka mereka harus siap
dan tangguh.
HUT Pemuda Katolik
ke-71
Setelah diadakannya kaderisasi organisasi dilanjutkan dengan
kegiatan Rapat Pimpinan Nasional yang diawali dengan misa pembukaan sekaligus
merayakan Hari Ulang Tahun Pemuda Katolik ke-71. Misa Syukur yang dipimpin oleh
Pastor Administator Keuskupan Agung Semarang Pastor Fransiskus Xaverius
Sukendar Wignyosumarta, Pr dan diikuti oleh sekitar 100 orang yang terdiri dari
anggota kaderisasi organisasi di Tawang Mangu, Pengurus Pusat maupun Komisariat
Daerah di Seluruh Indonesia.
Misa Syukur yang dilaksanakan di Ballroom Hotel Sahid Jaya
Solo, Jum’at malam (18/11) dilaksanakan dengan khas budaya jawa, terlihat Paduan
Suara yang berasal dari anak-anak sekolah menggunakan busana Batik. Setelah
Misa Syukur, dilanjutkan dengan ramah tamah dan potong tumpeng ulang tahun
Pemuda Katolik. Ramah tamah setelah misa Syukur diisi dengan makan bersama dan
hiburan dari Tuan Rumah Gereja Katolik Solo Jawa Tengah, hiburan seperti lawak
yang bertemakan masalah di pedesaan. Semua orang terlihat tertawa
terbahak-bahak dan sangat terhibur, khususnya tamu undangan yang hadir pada
malam itu.
Pastor Administator Keuskupan Agung Semarang, Pastor
Fransiskus Xaverius Sukendar Wignyosumarta, Pr dalam Kotbahnya mengatakan,
sudah seharusnya orang Katolik harus terjun ke dunia politik. Hal tersebut juga
dituangkan Paus Fransiskus dalam buku karanganya. Dengan melalui organisasi
seperti Pemuda Katolik merupakan awal seseorang untuk masuk dalam dunia
Politik.
“ jika OMK hanya di dalam Gereja, Pemuda Katolik merupakan
jembatan Gereja untuk kegiatan di luar altar. Misalnya untuk menjalin hubungan
dengan saudara kita yang berbeda keyakinan, bukan hanya untuk urusan tertentu,
“ katanya.
Rapat Pimpinan
Nasional (Rapimnas) Pemuda Katolik
Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Pemuda Katolik di buka
Oleh Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Republik
Indonesia, Sabtu (19/11). Turut hadir pula Walikota Surakarta dan tamu undangan
lainya. Pembukaan Rapimnas Pemuda Katolik diawali dengan menyanyikan lagu
Indonesia Raya dan Mars Pemuda Katolik.
Tema kegiatan ini yaitu "Konsolidasi Organisasi untuk
memperkuat pembangunan nasional berbasis desa". Kegiatan ini secara garis
besar membahas mengenai keputusan-keputusan pembangunan yang difokuskan ke
masyarakat di desa. Selain itu juga Pemuda Katolik ingin menegaskan dan
meneguhkan kembali perannya di masyarakat.
Menjadikan desa memiliki potensi yang tidak terbatas,
pertumbuhan ekonomi sehingga proses kaderisasi bisa diuji, dilihat, dirasakan
di desa. Kegiatan ini diadakan selama 2 hari yaitu Sabtu (19/11/2016) dan
Minggu (20/11/2016).
Sejak ditetapkannya Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 tentang
Desa, desa hadir sebagai satu kekuatan baru dalam sistem pembangunan nasional.
“Desa saat ini memposisikan diri sebagai subyek pembangunan yang memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus urusannya secara mandiri”, kata Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, Eko
Putro Sandjojo, dalam sambutannya pada acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas)
Pengurus Pusat Pemuda Katolik, di Surakarta (Solo).
Menurut dia, desa diharapkan
mampu menjadi pilar pembangunan Indonesia melalui optimalisasi
pemanfaatan potensi, seperti sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber
dana yang dimiliki.
Lebih lanjut Eko mengatakan, dana desa merupakan salah satu
mandat yang diberikan oleh Undang-Undang Desa. Pada tahun 2015, pemerintah
sudah menyalurkan Rp. 20,7 triliun dana Desa, pada tahun 2016 sebesar Rp. 47,7
triliun, dan direncanakan akan terus meningkat setiap tahunnya. Bahkan di tahun
2017, setiap desa akan menerima Dana Desa sebesar Rp. 800,4 Juta.
“Dana Desa merupakan salah satu sumber dana untuk memberikan
stimulus bagi pembangunan desa, sehingga pemanfaatannya diharapkan dapat
berkualitas dan tepat sasaran”, tegasnya.
Salah satu yang menjadi perhatian Kementrian Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Republik Indonesia, juga
berkaitan dengan sumber daya manusia, dimana SDM berkualitas menjadi salah satu
faktor penentu dalam proses penyelenggaraan pembangunan desa.
Saat ini desa-desa di Indonesia mayoritas dihuni oleh
penduduk muda yang masuk kategori usia produktif (di atas 15 tahun), yakni
mencapai 58,4 juta jiwa. Namun jumlah penduduk usia produktif di desa
didominasi oleh lulusan Sekolah Dasar (SD), yakni sebanyak 52,25 juta jiwa atau
sekitar 42,7%.
Lebih lanjut, Eko mengungkapkan pentingnya peran desa dalam
mendukung pencapaian tujuan nasional, maka diperlukan upaya untuk meningkatkan
koordinasi dan partisipasi seluruh stakeholder terkait.
“Peningkatan koordinasi dan konsolidasi antara pemerintah
pusat, pemerintah daerah, pemerintah desa, masyarakat, pihak swasta, akademisi,
dan lembaga atau organisasi kemasyarakatan adalah bentuk penguatan posisi desa
sebagai pembangunan multisektor”, ungkapnya.
Lebih lanjut, Eko mengatakan pengelolaan sumber daya alam
dan budaya yang dimiliki Indonesia sebagai salah satu modal pembangunan, juga
sangat diperlukan. Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan lebih dari 17.100 pulau, 1. 128 etnis,
dan 746 bahasa daerah.
Oleh karena itu, Eko, menyerukan kekayaan hayati dan
keberagaman budaya merupakan potensi besar yang dapat dimanfaatkan untuk
kemajuan pembangunan Indonesia.
“Jadikan perbedaan sebagai sumber kekuatan Indonesia untuk
menjadi negara besar. Tetap memegang teguh Bhineka Tunggal Ika karena Indonesia
besar dengan perbedaan suku, agama, dan ras, serta sikap toleransi yang tinggi
antar sesama”, ungkapnya.
Pada kesemptan itu, Eko Sandjojo, mengapresiasi
penyelenggaraan Rapat Pimpinan Nasional Pemuda katolik Tahun 2016 yang bertajuk
“Konsolidasi Organisasi Untuk Memperkuat Pembangunan Nasional Berbasis Desa”.
Kegiatan ini menurut dia merupakan bentuk partisipasi elemen masyarakat dalam
mewujudkan tujuan pembangunan melalui pembangunan desa.
Sedangkan Walikota Surakarta (Solo), FX Hadi Rudyatmo, Sabtu
(19/11) berpesan kepada seluruh Pemuda Katolik di Pembukaan Rapat Pimpinan
Nasional (Rapimnas) Pemuda Katolik 2016 agar berpolitik santun.
Hal tersebut diungkapkan oleh Walikota Solo, F.X. Hadi
Rudyatmo saat memberi sambutan di Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Pemuda
Katolik 2016.
"Sebetulnya bangsa kita ini bangsa yang besar dan
bangsa yg mempunyai keberadapan yang tinggi, kalau kita mau melaksanakan
pekerjaan itu sebetulnya cukup luar biasa kalau mau dipake," katanya.
"Ya gunakan dulu hati,gunakan otaknya baru ototnya,
kalau menggunakan hati nggak bisa ya menggunakan otaknya, pemuda Katolik itu
berpolitik, kalau sudah berpolitik itu yang yg santun," ujarnya.
FX. Hadi Rudyatmo, mengajak Pemuda Katolik untuk memaknai
pesan Soekarno, sebagai salah satu pedomaan dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara.
Dia menuturkan, pesan Soekarno sangat bernas, karena memberi
nilai untuk memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa. Menurut dia, pesan tersebut mesti menjadi
pedomaan setaip warga bangsa dalam menjalankan kehidupan setiap hari.
“Kalau Kristen jangan jadi orang Yahudi, kalau Hindu jangan
jadi orang India, kalau Muslim jangan
jadi orang Arab, tapi tetap jadi orang Indonesia”, begitu Hadi Rudyatmo
mengucapkan kembali apa yang telah dipesankan Bung Karno.
Dia juga menuturkan, ciri khas orang Katolik adalah berjuang
untuk Gereja dan negara. Pada kesempatan itu, dia pun mengajak kader Pemuda
Katolik berjuang untuk Gereja Katolik dan masyarakat pada umumnya.
“Untuk mewujudkan itu, Pemuda Katolik harus menjadi kader
yang berjuang dengan spirit Katolik. Kader Katolik adalah orang yang 100%
Katolik dan 100% Indonesia”, tegasnya.
Lebih lanjut Rudyatmo mengatakan, kekhasan orang Katolik,
memiliki tiga kebiasaan yang perlu dilakukan dalam kehidupan setiap hari.
“Ciri khas orang Katolik itu adalah berpikir, berbicara dan
melaksanakan (bekerja) dengan hati nurani. “Itulah orang Katolik”. Kerjaan
utama saya itu sebenarnya Prodiakon, dan walikota itu hanyalah sampingan. Kan
kalau prodiakon tidak ada batas waktunya to, nah kalau walikota Cuma lima tahun
tok,” sambungnya.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Pusat Pemuda Katolik,
Karolin Margret Natasa mengapresiasi pemerintahan Jokowi-JK dalam implementasi
pembangunan desa yang merupakan perwujudan program Nawacita, di mana salah
satunya adalah, “Membangun Indonesia dari
pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
kerangka negara kesatuan”.
“Sehingga tak heran, orientasi pembangunan pemerintahan
Jokowi-JK adalah memperkuat desa untuk mendukung pembangunan nasional.
Orientasi ini diwujudkan dengan pengalokasian anggaran sekitar Rp 1 miliar
lebih untuk tiap desa setiap tahun,” kata Karolin.
Dengan anggaran ini, kata dia, telah diupayakan berbagai
kegiatan untuk membangun desa dan kawasan perdesaan melalui penyediaan
infrastruktur, sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, perekonomian,
telekomunikasi dan informasi, agar orang desa tidak tertarik migrasi ke kota,
bahkan membuat orang desa tertarik kembali ke desa.
“Selain itu, pemerintahan Jokowi-JK juga telah menjalankan
program-program pemberdayaan masyarakat desa agar menjadi kuat dan mandiri,”
ungkapnya.
Karolin menambahkan, dalam mewujudkan percepatan
pemberdayaan dan pembangunan masyarakat desa, perlu dukungan dari seluruh
pihak, baik pemerintah, swasta dan masyarakat termasuk organisasi masyarakat.
Dalam konteks inilah, kata dia, Pemuda Katolik sebagai
bagian dari organisasi masyarakat berpartisipasi mendukung pemerintahan
Jokowi-JK dalam memperkuat desa demi menunjang pembangunan nasional.
“Pemuda Katolik merupakan sebuah wadah bagi aktualisasi
pembinaan dan perjuangan. Melalui organisasi Pemuda Katolik, diharapkan lahir
kader-kader yang 100 persen Katolik dan 100 persen Indonesia untuk mendukung
gereja dan bangsa,” katanya.
“Salah caranya menjadi kader yang dapat memperkuat dan
memberdayakan desa,” lanjut Karolin.
Sedangkan Stefanus Asat Gusma, Ketua Steering Committe
(SC), menegaskan kembali bahwa dengan
Rapimnas ini, akan tetap berpartisipasi dalam mendukung Pemerintahan Jokowi-JK.
“Partisipasi ini diwujudkan dengan menjadikan desa sebagai basis pelayanan
sekaligus subyek pembangunan nasional sebagaimana ditegaskan dalam UU Nomor 6
Tahun 2014 tentang Desa,” lanjutnya.
Pemuda Katolik, kata Gusma, menilai bahwa desa akan menjadi
area perang ekonomi. Dan, dalam perang ekonomi tersebut, menurutnya, dibutuhkan
kehadiran pemuda desa yang terampil dan memiliki kompetensi standar
internasional.
“Maka dari itu, Pemuda Katolik mendukung penuh upaya
pemerintah Jokowi-JK memperkuat desa, terutama sumber daya manusia desa yang
berstandar internasional,” tandas dia.
Gusma menjelaskan, Pemuda Katolik sudah menyatakan dukungan
ini dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) di Nanga Bulik,
Kabupaten Lamandau, Kalimantan
Tengah pada pertengahan April
2016 yang lalu.
Salah satu rekomendasi eksternal Rakernas kala itu, lanjut
dia, adalah memperkuat desa melalui kader-kader Pemuda Katolik yang terampil
untuk memberdayakan masyarakat desa agar menjadi desa yang mandiri, terampil,
kuat dan demokratis melalui kegiatan-kegiatan pendampingan yang kreatif dan
inovatif.
“Rapimnas ini merupakan sebuah proses penjabaran
program-program kerja yang sudah disusun dan ditetapkan saat Rakernas dalam
arah dan gerak organisasi,” katanya.
“Karena itu, kita mengangkat kembali tema tentang desa di
Rapimnas ini,” jelas Gusma.
Ia berharap, Pemuda Katolik dapat melahirkan program-program
yang konkret, inovatif dan implementatif untuk mencetak kader-kader yang populis,
handal, terampil, kompetitif dan mandiri.
“Hal ini penting karena tantangan bangsa Indonesia saat ini
sudah nampak di depan mata, yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN atau MEA,” katanya.
“Dan, pertarungan MEA
niscaya sedikit banyak telah
memasuki wilayah desa, sehingga dibutuhkan masyarakat desa yang terampil,
berdaya saing, paham
teknologi dan memiliki
kompetisi standar internasional,” terang dia.
Penulis : Bonaventura
Editor : Bonaventura
Foto : Bonaventura
Penulis : Bonaventura
Editor : Bonaventura
Foto : Bonaventura
Minggu, 30 Oktober 2016
Pemuda Mampu Jadi Pemimpin
PALEMBANG, PEMUDA KATOLIK- Pemuda harus mampu menjadi pemimpin, Kepemimpinan lahir dari perjuangan masing-masing kita dalam mengelola kemampuan diri dalam berdealektika dengan lingkungan, kemampuan berinteraksi sosial.
“Kepemimpinan tidak lahir dari kursus-kursus atau pelatihan, seperti anda membutuhkan keterampilan komputer lalu anda kursus dan anda bisa. Namun pertanyaannya bagaimana agar kepemimpinan itu muncul dalam usia muda?” Kata Wakil Bupati Penukal Abab Lematang Ilir (PALI) Ferdian Andreas Lacony, S.Kom, MM saat mengisi seminar di Seminar Nasional dan Pelantikan DPC Perhimpuan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Palembang dengan tema Kaum Muda Membangun Dunia dan menjadi Pelita Dalam Kegelapan di Charitas Convention Hall Komplek Fakultas Ilmu Kesehatan UKMC Palembang, Sabtu (29/10).
Menurut Ferdian, Generasi muda harus familiar dengan Pancasila dan menerapkannya dalam kehidupan sehingga mampu membangun bangsa dngan baik. “Kita belajar anak muda itu seperti apa, kita juga harus tahu apa perkembangan yang dirasakan anak muda saat ini sehingga mampu berdampingan dengan sesama. Apalagi dengan pemuda yang disertai rasa aman, nyaman karena perlu dalam pembangunan,” ujarnya.
Sebanyak lebih dari 10 orang muda dilantik langsung oleh perwakilan Pengurus Pusat PMKRI disaksikan oleh Pastor Moderator Rm Blasius Sukoto SCJ, Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan UKMC Sr Madelin, FCH serta tamu undangan dan mahasiswa/i Fakultas Ilmu Keshatan UKMC Palembang. Stefanus Yogi Nugroho yang terpilih sebagai Ketua Presidensium PMKRI 2016-2017 mengucap syukur serta berterimakasih atas kepercayaan yang telah diberikan. Ia menambahkan PMKRI Cabang Palembang di tahun 2018 juga dipercaya menjadi tuan rumah Konggres PMKRI Nasional serta Masa Penerimaan Anggota (MPA) Nasional.
Sebelum Pelantikan, lebih kurang 800 peserta yang didominasi mahasiswa/i Fakultas Ilmu Kesehatan Musi Charitas menyimak dengan antusias Seminar Nasional dengan tema Kaum Muda Membangun Dunia dengan narasumber Wakil Bupati PALI Ferdian Andreas Lacony, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata SumSel Irene Camelyn Sinaga, Wakil HIPMI Indonesia Elysa Thamrin, Ketua Tim Spiritualitas Fch Indonesia Sr M Skolastika Fch. Elysa Thamrin dalam materinya mengajak serta memberi semangat kepada kaum muda, pelajar maupun mahasiswa untuk menjadi Entrepreneur. “ How to be Entrepreneur with heart. Salah satunya ya dengan memaksimalkan media sosial seperti youtube” katanya.
Sementara Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Musi Charitas, Sr Madelin FCH mengungkapkan bahwa melalui pemuda, Gereja hidup dan karyaNya terus dilanjutkan. Sebab sebagai orang yang dibaptis, dipanggil dan diutus. Pemuda juga lahir dari perjuangan rakyat yang tertindas sewaktu dijajah oleh kolonial, dan pemudalah juga yang berperan aktif dalam memerdekakan Indonesia. “ Pemuda itu harus mampu menjadi pelita, yang menerangi dan menjadi contoh yang baik. Kegiatan ini juga bertepatan dengan Fransiskus Day sehingga mahasiswa yang hadir diharapkan meneladan sikap St Fransiskus yang membawa cinta kasih, “ katanya kepada Pemuda Katolik.
Penulis : Bonaventura
Editor : Bonaventura
Foto : Apriadi Sinaga
Caption : Irene Camelyn Sinaga Ketua Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel sedang memberikan materi dalam seminar nasional yang diadakan oleh PMKRI dan Fakultas Ilmu Kesehatan UKMC di Charitas Convention Hall, Sabtu (29/10).
Langganan:
Postingan (Atom)