Rabu, 21 September 2016

Foto-Foto Saat Pelantikan Pemuda Katolik Komda Sumsel

PEMUDAKATOLIK, PALEMBANG - Pemuda Katolik Komisariat Sumatera Selatan yang telah hilang atau vakum, kini lahir kembali dengan dilantiknya pengurus Pemuda Katolik Komda Sumsel pada 20 Februari 2016 di Gedung Unika Musi Charitas Palembang.

Adapun Susunan Kepengurusan Pemuda Katolik Komda Sumsel sebagai berikut :

Ketua                            : Apriadi Susanto Sinaga

Wakil Ketua 1              : Bovend Saor Sitinjak
Wakil Ketua 2              : Sonker Chandra
Wakil Ketua 3              : Veronika VS

Seketaris                       : Martinus Endro Saputro

Wakil Seketaris 1         : A. Pitoe
Wakil Seketaris 2         : Boni Bangun*
Wakil Seketaris 3         : Marcella T.R

Bendahara                    : Robertus Wiku Wibowo

Wakil Bendahara         : Stefanus Bonaventura Yulius Didik S

momen-momen pelantikan telah diabadikan sebagai berikut :











Penulis : Bonaventura
Editor  : Bonaventura
Foto     : Bonaventura

Dies Natalis Pertama UKMC Layani Masyarakat

PEMUDAKATOLIK, PALEMBANG - Dalam rangka memperingati Dies Natalis atau hari jadi Universitas Katolik Musi Charitas (UKMC) yang pertama mengadakan berbagai macam kegiatan seperti bakti sosial, Sabtu (23/07/2016).

Dalam kegiatan ini, Pemuda Katolik turut serta membantu dan mendukung kegiatan yang diadakan oleh UKMC. "Kepada pengunjung mall Palembang Trade Centre (PTC) diadakan pengobatan gratis oleh UKMC di lantai satu depan PMI. Dipersilahkan kepada pengunjung untuk cek kesehatan secara cuma-cuma" ucap karyawan informasi Mall PTC.

Apriadi Sinaga, Ketua Pemuda Katolik Komisariat SumSel yang mengunjungi stan UKMC, mengatakan, kegiatan ini sangat baik untuk pengembangan dan peningkatan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.

" Pemuda Katolik dalam hal ini selalu mendukung karena UKMC adalah satu-satunya universitas Katolik yang ada di SumSel. Kegiatan ini juga merupakan kegiatan sosial untuk masyarakat yang harus 100% didukung dalam hal apapun," katanya.

Pantauan Pemuda Katolik, antusias pengunjung sangat banyak. Selain untuk berbelanja, pengunjung mall juga bisa melakukan cek kesehatan dan pengobatan secara gratis. Kegiatan sosial pengobatan gratis juga dihadiri oleh organisasi kepemudaan Pemuda Katolik Komisariat Daerah Sumatera Selatan.

Menurut Fika salah seorang staff UKMC Fakultas Kesehatan, mengatakan, bahwa kegiatan sosial seperti pengobatan gratis diadakan dalam rangka Dies Natalis pertama UKMC dan diadakan di kampus Bangau serta Burlian.

" Pengobatan serta cek kesehatan gratis diadakan dua kali, tanggal 20 Juli diadakan pengobatan gratis di Pasar Km 5 dengan sasaran pedagang dan pembeli. Sedangkan tanggal 23 Juli ini di pusat keramaian Mall PTC, " ucapnya.

Ia menambahkan, selain pengobatan dan cek kesehatan gratis juga diadakan pasar sembako murah dengan sasaran masyarakat yang tinggal di seputaran kampus UKMC. " Ya sasarannya hanya masyarakat RT 006, RT 067, RT 03 dan RT 04, " tambah fika.

Penulis  : Bonaventura
Editor   : Bonaventura
Sumber : Tim Pemuda Katolik





Caption : Suasana stan pemeriksaan gratis UKMC di Palembang Trade Center Mall Palembang dan terlihat Apriadi Sinaga Ketua Pemuda Katolik Komda Sumsel mecoba untuk pemeriksaan kesehatannya. ( Foto : Robertus Wiku Wibowo )

Selasa, 20 September 2016

Pemuda Katolik Bakal Bangkitkan Semangat Pemuda

Laporan wartawan Tribunsumsel.com, Hartati

PEMUDAKATOLIK, PALEMBANG - Pemuda Katolik Komisariat Sumsel (Komda), Jumat (11/3/2016) melakukan kunjungan ke redaksi Tribun Sumsel untuk melaksanakan silaturahmi.
Komda Sumsel yang baru terbentuk bakal melebarkan sayap dengan membentuk perwakilan Komda di masing-masing kabupaten kota di Sumsel.

"Organisasi pemuda saat ini mulai luntur idealismenya sehingga Pemuda Katolik (PK) Sumsel berencana bakal membangkitkan lagi semangat pemuda membangkitkan idealisme membangun negeri dengan meniadakan kepentingan kelompok dna golongan," ujar Ketua Komda Sumsel Apriadi Susanto Sinaga, Jumat (11/3/2016).

Harian Pagi Tribun Sumsel sebagai penerbit koran daerah grup Kompas Gramedia siap mendukung menyeruakan organisasi kepemudaan. Kesiapan ini disampaikan saat menerima kunjungan Pemuda Katolik Komisariat Sumsel (Komda), Jumat (11/3/2016).

Pemimpin Redaksi Tribun Sumsel L Weni Ramdiastuty menjelaskan Tribun Sumsel bakal mendukung semua organisasi kepemudaan karena saat ini semangat pemuda memang sudah mulai redup dan pemuda sudah sibuk dengan kepentingan masing-masing sehingga tidak terlalu peduli lagi dengan pembaruan.

"Peran anak muda saat ini sangat lemah sehingga harus dibangkitkan lagi agar semangat pemuda kembali membara seperti keinginan Bung Karno," ujar Weni Ramdiastuty



Giri Ramanda : Pemuda Memiliki Kemampuan Jiwa Pemimpin

Pada acara seminar pemuda Katolik Komda Sumatera Selatan yang digelar pada sabtu 20 februari 2016. Di kampus Aula Universitas katolik Musi Charitas palembang. Dalam Seminar ini bertema tentang repositioning partisilasi pemuda kebangsaan dalam mempercepat pembangunan dan memperkuat demokratisisasi. kegiatan tersebut juga, dilaksanakan pelantikan pengurus pemuda katolik komisariat daerah sumatera selatan.
Ketua DPRD Sumsel H.M. Giri Ramanda.Kiemas, SE.MM. menghadiri acara seminar tersebut . Turut juga didampingi ketua KNPI SUMSEL . M.Hidayat M.S.I dan Anggota DPR RI. Dr Karolin Marget Natasa .
Dalam dialog berlangsung Ketua DPRD Sumsel. H.M Giri Ramandan Kiemas S.E.MM. Mengungkapkan bahwa kita mencoba membangun sistem dengan cara kaderisasi yang baik dalam berorganisasi. Sehingga pemuda yang memiliki kemampuan berjiwa pemimpin dapat mengembangkan potensi dirinya di dalam struktur keorganisasian.
Dan juga dalam dialog tersebut H.M. Giri Ramandan Kiemas SE. MM. Menambahkan harapannya dengan pelantikan tersebut kedepan para mahasiswa untuk terus aktif dan mampu memberikan kontribusi terhadap bangsa dan negara dengan cara menciptakan produktifitas, berkarya, dan berkreatifitas. Sehingga kita dalam jangka waktu kedepan menjadi masyarakat yang produktif .
Sementara itu ia juga mengharapkan untuk bekerjasama memberikan edukasi pada masayarakat, untuk menekan money politik adalah dengan cara mensejahterahkan dan mencerdaskan masyarakat. Karena bila aspek tersebut terpenuhi maka, bukan tidak mungkin money politik akan berkurang dan hilang.


Sejarah Pemuda Katolik

Tgl 15 November 1945 Lahir Angkatan Muda Katolik Republik Indonesia (AMKRI) ditengah ramainya perjuangan dan munculnya organisasi kepemudaan. 12 Desember 1949 dalam Kongres Umat Katolik Seluruh Indonesia (KUKSI) lahir Muda Katolik Indonesia (MKI). Seterusnya pada Juni 1960 MKI dalam kongres di Solo diubah menjadi Pemuda Katolik yang diusulkan oleh Munajat (yang pernah menjadi Delegasi RI ke Konferensi Meja Bundar). Ketika tahun 1965, saat Partai Komunis Indonesia (PKI) merajalela, Pemuda Katolik mengubah politik bersama yang lain. Semua organisasi pemuda berbaju hitam, hanya gambar di belakang yang membedakannya, salib, kepala banteng, dsb. Dalam masa itu Pemuda Katolik kesulitan dalam membendung masa PKI. Pemuda Katolik tidak mempunyai masa banyak. Saat itu orang Katolik jumlahnya belum banyak. Timbul inisiatif untuk mendidik 50 orang anggota Pemuda Katolik secara basis Marhaen yang ditempat tersebut terdapat Marhaen. Hasilnya memang mengejutkan, Pemuda PNI berkembang pesat dengan terjunnya Marhaen Katolik tadi. Namun sayang bahwa generasi muda Marhaen yang Katolik sudah tidak sehebat dan sepaham dengan generasi muda pertama dan kedua.

Pada tahun 1922 Pastor Van Lith, dialun-alun Mangkunegara pada suatu pagi menyaksikan Padvinder Pribumi (Pramuka) sedang latihan. Pada saat itu, Pastor Van Lith merenungkan (dari catatan harian beliau) sebagai berikut : Pada saat ini anak-anak pribumi tampak jinak bagi Pemerintah Hindia Belanda, akan tetapi besok bila mereka telah dewasa pasti datang saatnya mereka akan menjadi musuh Pemerintah Belanda. Dan jika hal itu terjadi, saya akan memihak bangsa Indonesia. Nasib bangsa Indonesia yang akan datang terletak pada pemuda-pemudanya. Demikian pula nasib Gereja di Indonesia ini, terletak apada pemuda-pemuda Katolik-nya.

Nasib bangsa Indonesia yang akan datang terletak pada pemuda-pemudanya. Demikian pula nasib Gereja di Indonesia ini, terletak apada pemuda-pemuda Katolik-nya.
Bulan Agustus tahun 1923, sejumlah 30 guru bekas murid-murid Kweekschool (SGB) jaman penjajahan Belanda yang usianya 22 hingga 23 tahun mendirikan perkumpulan Katolik untuk aksi politik bagi orang-orang Jawa. Saat itu jumlah orang Katolik di Jawa sekitar 1.000 orang. Bulan Februari tahun 1925 berdiri Perkumpulan Politik Katolik Jawa. Tahun 1930 organisasi-organisasi politik umat Katolik bersatu menjadi Persatuan Politik Katolik Indonesia diseluruh Indonesia (Hindia Belanda) sebelum pecah Perang Dunia II, terdapat 41 cabang. Sejak Proklamasi Kemerdekaan hingga tahun 1966 Partai Katolik hampir selalu duduk dalam kabinet. Tahun 1948 hingga 1950 berlaku Kasimo Plan, yaitu rencana produksi pertanian selama tiga tahun yang dicetuskan oleh Bapak. I.J. Kasimo yang saat itu menjadi Menteri Muda Kemakmuran. Tanggal 1 sampai 17 Desember 1949 diadakan KUKSI. Dalam KUKSI diputuskan untuk Partai Katolik, yaitu satu-satunya partai politik di Indonesia bagi umat Katolik.

Tgl 21 Februari 1957, diumumkan adanya Konsepsi Presiden, yaitu ide mengenai Demokrasi Indonesia yang berdasarkan Gotong-royong. Berdasarkan ide tersebut, dibentuk Dewan Nasional dan Kabinet Kaki Ampat (terdiri dari Masyumi, NU, PNI, dan PKI). Mengenai Konsepsi Presiden yang ditawarkan kepada partai-partai tersebut, NU, PSII, Parkindo, IPKI, PSI menyatakan pikir-pikir dulu, sedangkan Partai Katolik dan Masyumi dengan tegas menolak. Sejak saat itu, Partai Katolik dan Masyumi tidak pernah diikutsertakan dalam Pemerintahan (tidak ikut duduk dalam Kabinet/tidak ada umat Katolik yang menjadi Menteri). Tahun 1948 Ketua Umum Partai Katolik mengalami pergantian. Bapak I.J. Kasimo digantikan Bapak Frans Seda. Mulai saat ini Partai Katolik diikutsertakan dalam Pemerintahan lagi. Tgl 30 September 1965timbul pemberontakan PKI yang kedua, yang menyebabkan Orde Lama (Orla) diganti dengan Orde Baru (Orba). Bersamaan dengan itu timbul organisasi-organisasi yang bersifat pejuang politik temporer, yaitu : Front Pancasila, KAMI, KAPPI, dll.. Sejak saat itu pula umat Katolik membentuk Front Katolik Tanpa Lubang, yaitu semua umat Katolik termasuk umat Katolik yang berorientasi Nasionalisme dan masuk dalam organisasi-organisasi Marhaen (PNI, GMNI, PERWANAR, GSNI, dll) supaya bersatu melawan gerakan Komunis yang mengadakan pemberontakan. Tgl 5 sampai 8 Desember diadakan Kongres X di Yogyakarta, merupakan Kongres terakhir Partai Katolik, sebab setelah itu timbul pengelompokan sosial politik menjadi tiga, yaitu : Golongan Karya Pembangunan, Golongan Pembangunan Spiritual, dan Golongan Pembangunan Materiil. Kemudian, dengan adanya Undang-undang No.5 Tahun 1973, ketiga golongan tadi menjadi GOLKAR, PPP, dan PDI. Secara resmi, Partai Katolik berfusi dalam Partai Demokrasi Indonesia bersama dengan PNI, Parkindo, IPKI, dan MURBA. Sejak saat itu kegiatan berpolitik bagi umat Katolik secara formal terdapat di dalam dua wadah, yaitu dalam PDI dan GOLKAR. Secara tidak langsung melalui kedinasan ABRI dan diangkat ke DPR (F-ABRI).
optimisme dan yakin pasti ada jalan. Inilah dorongan yang memberikan kehidupan politik gereja pada masa itu, dan hasilnya seperti apa yang kita rasakan sekarang
Di kediaman Bapak I.J. Kasimo, Jl. Sutan Syahril No.33 A Jakarta, tgl 28 Agustus 1928, dilaksanakan misa dengan iringan nyanyian Gregorian untuk mengenang ibadat perjuangan mendatang (bertepatan dengan pesta Santo Agustinus) yang dipimpin oleh Mgr. Darius Nggawa (Uskup Larantuka, Flores). Acara tersebut dihadiri oleh para pengurus Yayasan Kasimo DKI Jakarta dan sebagian anggota pendiri yayasan, diantaranya Bapak Frans Seda dan Bapak Wignyasumarsono. Uskup dalam khotbahnya mengatakan : Agustinus hidup pada jaman peralihan setelah runtuhnya Kekaisaran Roma yang telah memberikan angin baik dalam perwartaan iman pada masa itu. Kiranya ada dua hal yang patut kita petik dari tulisan Agustinus, ialah optimisme dan yakin pasti ada jalan. Inilah dorongan yang memberikan kehidupan politik gereja pada masa itu, dan hasilnya seperti apa yang kita rasakan sekarang.